Dear Bets...
Pernah terpikir tidak, kenapa rangkaian surat kita makin ke sini, yang dibahas makin berat saja? Kenapa dulu kita jarang sekali seperti ini, bicara panjang lebar dari hati ke hati, menyuarakan hal-hal yang mungkin kita pendam saja? Atau mungkin karena kita dulu sudah terlalu nyaman dengan yang kita rasa, dengan apa yang ada antara kita? Mungkin.
Begitu nyamannya aku bersamamu dulu, hingga aku lupa untuk bicara tentang kejujuran hati. Aku sibuk menikmati saat kita saling bercanda, tertawa, berbagi cerita tentang hal-hal yang kita alami saat sedang tidak berdua. Aku menikmatinya, sangat. Apa yang pernah ada dulu adalah saat-saat menyenangkan. Tidak pernah tidak kukenang dengan indah.
Tapi aku lupa, bahwa tidak selamanya membohongi diri sendiri itu akan berjalan sempurna.
Kini, aku sudah jujur kepada diriku sendiri. Nanti, akan kuceritakan padamu tentang kejujuranku.
Tapi nanti, setelah kuhabiskan secangkir kopi yang mengingatkanku padamu.
February 23,
— honesty's new friend
Pernah terpikir tidak, kenapa rangkaian surat kita makin ke sini, yang dibahas makin berat saja? Kenapa dulu kita jarang sekali seperti ini, bicara panjang lebar dari hati ke hati, menyuarakan hal-hal yang mungkin kita pendam saja? Atau mungkin karena kita dulu sudah terlalu nyaman dengan yang kita rasa, dengan apa yang ada antara kita? Mungkin.
Begitu nyamannya aku bersamamu dulu, hingga aku lupa untuk bicara tentang kejujuran hati. Aku sibuk menikmati saat kita saling bercanda, tertawa, berbagi cerita tentang hal-hal yang kita alami saat sedang tidak berdua. Aku menikmatinya, sangat. Apa yang pernah ada dulu adalah saat-saat menyenangkan. Tidak pernah tidak kukenang dengan indah.
Tapi aku lupa, bahwa tidak selamanya membohongi diri sendiri itu akan berjalan sempurna.
Kini, aku sudah jujur kepada diriku sendiri. Nanti, akan kuceritakan padamu tentang kejujuranku.
Tapi nanti, setelah kuhabiskan secangkir kopi yang mengingatkanku padamu.
February 23,
— honesty's new friend
No comments:
Post a Comment