Untukmu yang tak henti memandangku…
Ini bukan kali pertama aku bertemu dengan
seseorang yang baru kukenal lewat foto dan obrolan singkat di telepon,
tapi entah kenapa kali ini aku sedikit gugup. Kau tak jauh berbeda
dengan yang aku lihat di foto. Memang kulitmu sedikit lebih gelap, dan
rambutmu lebih panjang, tapi selebihnya kau tampak sama dengan yang
kubayangkan.
Aku sudah cukup sering bertemu dengan orang
sepertimu, tapi tak satu pun dari mereka menyulitkanku seperti sekarang.
Ada sesuatu di dirimu yang membuatku lupa akan aturan yang kubuat
sendiri. Biasanya, aku tidak pernah melibatkan emosi dan perasaan di
pertemuan pertama dengan seseorang. Tapi hati memang tidak bisa diatur,
perasaan dan emosi tak jelas muncul tak diduga entah dari mana, kapan,
mengapa, dan bagaimana.
Apa kau percaya cinta pada pandangan pertama?
Aku tidak. Rasanya terlalu terburu-buru menafsirkan rasa tertarik saat
pertama kali melihat seseorang sebagai cinta. Pandangan pertama saja
tidak cukup untuk membuatku jatuh cinta, kecuali bila seseorang itu
kupandang untuk kali pertama paling tidak selama satu jam.
Sudah satu jam lebih sedikit kita di kamar
ini, tidur bersisian di ranjang yang sama dan saling memandang dalam
diam. Apa kau merasakan yang aku rasakan? Kalau iya, aku rela tidak kau
bayar.
― si murahan yang sok berkelas
No comments:
Post a Comment