Tuesday, January 22, 2013

Mengingat Mantanmu



Surat ini seharusnya untuk dia, bukan untukmu. Hanya saja selalu ada janji bodoh ke diri sendiri yang terpaksa ditepati, dan aku tak cukup bernyali untuk melanggar janji itu. Janji tentang mencoba untuk tak lagi mau peduli pada cerita usang seorang tambatan hati di masa lalu.

Kalau suatu hari kau sempat bertemu dia, katakan padanya bahwa tidak semestinya dia menjadi begitu berarti buatmu. Katakan bahwa mestinya dia tidak membuatmu terpesona. Katakan juga bahwa mestinya dia tidak pernah membuatmu jatuh cinta.

Jujur, aku membencimu. Aku benci karena kau pernah membantunya bertahan melewati masa-masa sulit. Aku benci karena kau pernah mendengar keluhan-keluhannya. Aku benci karena kau membuatnya menangis saat kalian memutuskan untuk sama-sama pergi. Aku benci karena kau memainkan peran yang sama denganku di salah satu episode kisah hidupnya.

Masa lalu adalah masa lalu, yang sudah lewat itu sudah lewat, namanya juga numpang lewat. Mantan ya mantan, aku dan kau cuma cerita yang telah selesai, tapi tetap saja aku tidak menyukaimu. Kau seharusnya tidak pernah hadir dan menjadi bagian hidupnya. Kau seharusnya berhenti mengingat-ingat kenangan lama saat kalian masih bersama. Kau dan masa lalu hanya membuat aku dan masa kini tidak berarti baginya. Kau membuat mimpi-mimpiku bersamanya jauh dari indah. Kau membuat langkah kami penuh kekhawatiran tentang masa lalu, bukan kebahagiaan tentang masa depan. Kau menyebalkan.

Tidak bisakah kau kenang saja dengan indah apa yang pernah ada antara kau dan dia? Tidak usah lagi menambah janji hanya untuk diingkari. Cukup sudah kau bermonolog dan bicara tentang penyesalan. Jangan lagi menulis surat untuk diri sendiri. Kita tampak menyedihkan, kau tahu?


21 Januari
― si penyesal yang sok ikhlas

No comments: