Thursday, February 27, 2014

Lebih Dari

Dear Bets...

Aku ingin sekali melihatmu memakai kebaya yang kau ceritakan dalam suratmu.
Karena dulu, aku sempat membayangkan bahwa suatu hari aku akan berdecak kagum melihatmu berjalan menaiki tangga masjid dibalut kebaya keemasan.

Sekarang, tak lama lagi, mungkin bayanganku itu akan terwujud. Decak kagum dan rasa haru akan kurasakan saat akhirnya melihatmu berjalan ke pelaminan. Melihatmu tampak depan, kemudian melihatmu tampak belakang saat pandanganku mengekorimu hingga kau tiba di kursi pengantin. Tapi aku tak akan bisa melihatmu dari samping dengan ekor mataku. Karena bukan aku yang berjalan di sisimu, dan menyamai langkahmu pelan-pelan.

Duduk di kursi undangan pun sepertinya terdengar menyenangkan. Aku akan pulang untuk itu, Bets. Aku tidak mau melewatkan hari bahagiamu dengan menerka-nerka bagaimana. Aku ingin ada di sana.

Ada di sana, untuk melihatmu bahagia.
Untuk turut mendoakan.
Bukan doa restu. Karena menurutku, seorang mantan tidak layak memberikan restu. Cukup doa saja.

Meski di mataku, kau lebih dari sekadar mantan.


27 Februari
— turut mendoakanmu

No comments: