Wednesday, February 19, 2014

Silly Sunflower

Dear Bets,
Aku menulis surat ini dengan terburu-buru. Aku ketinggalan pesawat sore, dan akhirnya terpaksa pindah ke penerbangan terakhir malam ini.

Penerbangan terakhir.
Saat aku meninggalkan Indonesia pun aku sempat ketinggalan pesawat, untung saja maskapai yang kugunakan saat itu bersedia mengubah jadwal penerbanganku ke penerbangan terakhir.

Tentu saja kau tidak tahu itu.
Tentu kau tidak tahu kenapa saat itu aku bisa terlambat. 

Satu lagi cerita aku kuak untukmu.
Hari itu, sedari siang aku di depan kantormu. Menunggu kesempatan lain untuk melihatmu sekali lagi. Aku menunggu di kafe depan kantormu, dengan bercangkir teh, dan kopi. Tapi aku tidak pernah melihatmu. Tidak sama sekali.

Aku tahu aku akan terlambat jika menunggumu hingga jam pulang kerjamu tiba. Jadi, aku cuma bisa menitip pesan dan salam untukmu.

Kau ingat ada sebuah vas bunga besar dengan bunga matahari tiba di mejamu?
Konyol sekali, bunga matahari dalam vas yang lebih pantas disebut guci.

Itu dariku.
Sebentuk salam dariku yang penuh syarat kutitipkan ke dia.

Iya Bets, aku mengenal dia.


February 20,
— silly florist

No comments: