Sunday, February 5, 2012

Setahun Terlambat: Anniversary Sakit Hati


January 22, 2011

¡Hola, mi amore!
Are you there yet? How was the trip? You didn’t get lost, did you? Sorry couldn’t go along with you, but I’m sure all my texts and pray be with you all the way.

Oh iya, tahukah kamu? Selepas mengantarkanmu ke terminal tadi malam, aku tidak langsung pulang lho hahaha… Habis rasanya masih sebel, kamu pergi ke kota besar, tapi aku tidak bisa menemani. Jadi walaupun bis yang kamu tumpangi sudah tidak keliatan dan entah sudah sampai di mana, aku masih saja duduk di trotoar parkiran menghabiskan 2 batang rokok, ditemani sebotol air mineral dan, tentu saja, pikiran-pikiran tentangmu. Rasanya baru sedetik yang lalu kita melewati adegan perpisahan yang, walau lebay, terasa romantis. Lebay? Ya iyalah, kamu cuma akan pergi meninggalkan aku selama 1 minggu saja kok. Tapi tetap aja aku bakalan kangen. Romantis? Tentu saja, pelukan hangat secepat kilat yang kita lakukan di tempat yang agak gelap di samping bis itu kurasakan seperti adegan film-film Hollywood, ehm…mungkin Bollywood lebih tepat sih. Seandainya saat itu tidak ramai orang lalu-lalang, tentu sudah kuminta lebih dari sekedar pelukan, tak peduli kamu menolak dan tampak risih hehehe… Oya, satu lagi adegan romantis yang selalu berputar berulang-ulang di benakku, saat aku berdiri di parkiran menunggu bis yang kamu tumpangi lewat, kemudian saat akhirnya bis kamu benar-benar lewat di depanku, kamu dari balik jendela melambaikan tangan dengan imut dan bibirmu membentuk kata “I Love You Too” sebagai balasan dari ucapan “I Love You” yang lebih dulu kuucapkan. Aaaaaah, kangen :(

Mine, sedang apa kamu? Sudah bertemu dengan teman-temanmu? Jangan lupa kabari aku. Nanti malam aku akan telepon kamu, jangan tidur dulu. Aku kan meneleponnya lewat jam 12 malam, biar hemat hehehe… Baik-baik ya di sana, Mine.


Miss you,
Me :))

_______________________________________________________________


January 22, 2012

Hai.
Hai kamu. Kamu yang tentunya tidak merasa bahwa hari ini ada seseorang yang tanpa dikehendaki memperingati perayaan 1 Tahun Dikhianati. Kamu yang tentunya cuma merasa tanggal 22 Januari tak lebih dari sekedar hari Minggu.

Hai kamu. Itu suratku yang seharusnya aku kirimkan setahun lalu. Syukur kalau kamu mau baca. Kalau tidak, ya sudah biasa. Siapalah saya.

Hai kamu. Hari ini setahun yang lalu, seperti dalam surat, itulah perasaanku. Mencintaimu tanpa alasan. Bertubi-tubi mengasihi orang yang kuanggap paling layak dikasihi. Cinta kasih yang salah. Mana kutahu kalau malam sebelum tanggal 22 Januari 2011 itu aku mengantarkan orang yang aku cintai sepenuh jiwa ke terminal bis untuk membantu dia menemui belahan hatinya yang lain. Mana aku tahu kalau saat aku di rumah menahan rindu, kamu sedang bersenang-senang memadu kasih dengan seseorang dari negeri seberang. Mana aku tahu kalau hari itu aku dibodohi. Aku khawatir kamu kenapa-kenapa di kota besar, ternyata kamu sedang santai-santai di hotel berbintang. Aku tak sedetik pun berhenti memikirkanmu, ternyata kamu keliling kota bergandengan tangan. Dengan orang lain, yang entah siapa aku tak pernah tahu dan tak pernah kumau tahu.

Hai kamu. Hari ini setahun yang lalu. Sakitnya masih sama. Persetan dengan “move on”. Aku sudah terbiasa hidup tanpamu, aku sudah memaafkanmu, tapi aku belum bisa melupakan rasa sakit setiap aku melihat bekas luka yang kau tinggalkan, di sini: di hati.

Hai kamu. Tahukah kamu, hari ini aku memperingati 1 Tahun Perayaan Dikhianati.




Happy Anniversary, Denny.

No comments: